Jika ingin memiliki kemampuan manusia super, kala itu saya ingin memilih kemampuan seperti Ueki, kemampuannya yaitu mengubah sampah menjadi pohon.
Saya memiliki pengalaman di tahun 2018 ketika sampah di depan rumah sudah dua hari tidak diangkut, masalahnya adalah penghuni rumah keluar pada pagi hari dan tidak ada orang di rumah hingga sore. Petugas sampah datang pada pukul 09.00 pagi, saat semua orang sudah tidak ada di rumah, jeniusnya lagi sampah disimpan di dalam pagar tinggi yang tergembok, sedangkan sampah dalam kantong sampah berwarna hitam sudah demikian gemuk dan beraroma menyengat. Saya tidak menaruh sampah di luar pagar karena mewaspadai hewan seperti anjing, kucing, atau tikus got membongkar sampah.
Tetanggapun menyarankan agar kami menggantung kantongan sampah di pagar, dan benar saja, saat pulang ke rumah, kantongan sampah sudah tidak ada. Petugas kebersihan sudah mengambil sampah itu.
Salah satu masalah di Perkotaan adalah sampah, jalan lorong depan rumah kebanyakan sudah disemen, sukar menjumpai tanah coklat yang tersingkap. Demikianlah tanah telah membeku karena dilapisi semen.
Sampah jika tak segera dibuang menjadi masalah bukan hanya pada pemilik rumah tapi juga pada lingkungan tetangga.
Setelah membuang sampah ke truk sampah rasanya sangat lega, halaman rumah jadi bersih dan terbebas dari aroma kantong sampah, maupun kehadirannya yang mengganggu pemandangan.
Saat bepergian ke tempat lain dan melewati area Antang, melintasi daerah dekat area tempat pembuangan sampah, saya jadi tersadar, betapa tegarnya orang-orang tinggal di sana, hidup berdampingan dengan aroma sampah, makan dengan lahap meski ada aroma menyengat di sekitarnya. Lalu saya teringat, mungkin salah satu sampah dari rumah saya juga telah bermuara di sana.
Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Antang, dari kejauhan bukit sampah telah menjelma jadi gunung sampah. Jika terjadi proses vulkanisme sampah, maka apa yang akan gunung sampah itu keluarkan? lava cair berupa sampah cair? atau ledakan gas sampah? meski berada di tempat pembuangan akhir, bahkan problema sampah belum juga berakhir.
Saat kembali ke rumah saya kemudian makan Indomie rasa soto dan beberapa makanan ringan yang saya beli di Indomaret, dan mengambil minuman dingin dari dalam kulkas.
Saya menatap kemasan makanan instan itu, dan menatapnya sekali lagi, plastik, dan plastik dimana-mana. Lalu membuang plastik-plastik itu ke tempat sampah.
Dan kemudian saya tersadarkan lagi bahwa persoalan sampah belum berhenti saat kita membuang sampah pada tempatnya (apalagi jika tidak membuang sampah pada tempatnya), ternyata masih ada persoalan lain yaitu pada muaranya, pada tempat perjalanan dimana sampah itu akhirnya berada.
Sampah yang terbuang di tempat sampah bermuara pada tempat pembuangan akhir (TPA), menggunung dan seakan ingin meledakkan dirinya, sampah yang bermuara pada lautan yang mencampurkan microplastik dan bahannya dilahap oleh penghuni laut, sampah yang terombang ambing di samudera yang tak kan kesepian karena berkumpul dengan sampah-sampah lain, sampah yang terbawa aliran sungai bermuara ke laut terbawa ombak lalu diantarkan kembali ke darat, sampah dari kota lain dihempaskan ombak ke daerah lain.
Apakah kita harus mengambil langkah ekstrem seperti yang terjadi di Jepang, memilah, sampah menjadi 9 jenis, dan benar-benar tegas dalam membuang sampah dan kemudian diterapkan dalam setiap pikiran dan rumah penduduk, atau seperti Jerman, menukarkan sampah plastik pada mesin daur ulang lalu mendapatkan uang, dan juga memilah sampah menjadi beragam jenis.
Atau jika ingin sedikit delulu, bisa juga memiliki kekuatan supranatural mengubah sampah menjadi pohon. Bisa leluasa memungut sampah, digenggam, lalu dilemparkan hingga tumbuh jadi sebatang pohon seperti kekuatan Ueki.
Jika satu saja orang atau hanya sekelompok kecil manusia yang memiliki kekuatan super seperti Ueki, saking banyaknya sampah yang telah diubah jadi pohon, kota ini mungkin mendadak menjelma menjadi Hutan Amazon.
Pada akhirnya sampah masih berada di sekitar kita, permasalahan sampah tumbuh seiring majunya suatu kota, sebagai negara berkembang kita masih berusaha untuk terus berbenah.
Syukurlah sekarang sudah banyak yang melakukan gerakan zero waste, setidaknya jumlah sampah rumah tangga sudah bisa berkurang.
btw, saya bingung di paragraf ke-4 kak, apa hubungannya sampah dengan tanah yang sudah disemen semuanya?
LikeLike
iya, akhr2 ini saya jg berpikir kayakx harus melakukan gerakan zero waste untuk diri sendiri hehe. .
Untuk tanah yg kebanyakn sdh disemen itu maksudx sampah makanan jadi susah terurai soalx kebanyakan tnh di halaman sdh di semen,
LikeLike
Jepang memang terkenal sebagai negera yang bersih.. Penduduknya punya kesadaran tinggi untuk menjaga kebersihan lingkungan.. Bulan lalu sempat viral tentang mahasiswa jepang yang buat bakti sosial di pantai losari untuk memungut sampai sepanjang panlos..
LikeLike
luar biasa beritanya kak, hehe… saking gemesnya org Jepang buat bakti sosial panlos
LikeLike
Saya suka postingan ini hihi. Saya juga pernah mengkritik mahasiswa di kampus ku yang suka meninggalkan sampahnya di kantin kampus, itu seperti domino efek. Satu yang lakukan yang lain ikut2an. Harus memang ada penggerak yang dapat memantik orang lain untuk tidak buang sampah sembarangan.
LikeLike
Makasih kak, benar kak rasanya buang smpah sembarangn sdh jd kebiasaan, sungguh dilematis padahal sdh tau dmpaknya, apalagi mahasiswa yg harusx memberikan teladan yg baik hehe…
LikeLike
kembali ke diri masing2 lagi nih, minimal kesadaran diri juga dimulai dari buang sampah pada tempat nya. kalau 1000 orang yang berpikir bgituu, lumayanlah hahaa
LikeLiked by 1 person
Benar,
LikeLike
Keren juga itu kekuatan bikin sampah jadi pohon. Sayang ndak mungkin ada. Persoalan sampah ini memang sudah cukup serius. Betul-betul butuh kesadaran untuk mengurangi sampah, terutama sampah plastik.
LikeLike
heheh… sayangnya cmn fiksi ya kak… kasian jg liat sampah plastik apalagi klo jalan2 ke pantai,
LikeLike
Saya suka gemes liat orang buang sampah sembarangan apalagi di selokan karena kalau musim hujan selokannya bakalan tersumbat.
Semoga ke depannya lebih aware lagi karena sampah adalah masalah bersama apalagi di perkotaan
LikeLike
iya kak, sepertinya begitu karena masalah sampah adalah tanggung jawab bersama,
LikeLike
Kalau saya melakukan hal hal kecil di lingkungan keluarga. Seperti; ketika diberi kantongan plastik berlebih sama penjual, maka saya bilang, tidak usah. Saya lebih senang memegang barang yang dibeli atau langsung dinaikkan di kendaraan. Meskipun kadang ada penjual yang terheran heran sebab belum pernah ada yang lakukan begitu. Tapi ya saya akan berusaha mencoba di lingkungan terkecil lebih dulu. Keluarga, tetangga. Ada cara sederhana lagi?
LikeLike
Bagus juga itu diconto kak, kurangin penggunaan bungkus kresek saat pergi ke penjual, tp kayaknya kalau belanjax banyak butuh bawa kantongan belanja khusus hehe..
LikeLike
keren yah andai punya kekuatan superhero seperti Ueki ini.. andai punya, tempat pertama yang saya datangi itu TPA Antang 🙂
LikeLike
langsung mungkin jadi hutan kota itu TPA antang kak hehe…
LikeLike
Terberkatilah mereka yang bekerja sebagai pemungut sampah
sungguh luar biasa jasa mereka, tapi masih sering kita anggap sebelah mata.
bayangkan kalau mereka dapat kerjaan yang mereka rasa lebih bagus dan lalu berhenti menjadi pemungut sampah. Bagaimana sengsaranya kita.
LikeLike
kalau dipikir2 benar juga kak, petugas sampah hilang seminggu, di rumah ikutan panik hehe…
LikeLike
Masalah terbesarnya dunia nih sekarang, sampah. Terutama sampah plastik. Dan nemeang butuh kesadaran dari setiap orang untuk mengubah prilaku tidak buang sampah sembarangan.
LikeLike
meskipun agak susah, tp semoga masyarakat yg membuang smpah smbrng bs segera sadar hehe…
LikeLike
Padahal tanpa kita sadari plastik yang kita jadikan wadah untuk membuang sampah pun sebenarnya juga ikut menyumbang.
Mulai dari sekarang belajar less plastic.
LikeLike
benar kak, di sisi lain penggunaan plastik sdh begitu besar dlm kehdpn
LikeLike
Bener kak, masalah terbesar negara kita memang sampah😭. Terutama mereka yang tidak peduli membuang sampahnya pada tempatnya😭. Sedih banget…
LikeLike
dan hal ini sering bgt kita temukan, kadang klo ada yg buang sampah sembarangan saya tegur, tp ada kalanya juga saya biarkan, ini kayak dilematis kurasa hahah…
LikeLike
Sampah, masalah klasik daerah perkotaan. Saya pernah juga menulis ttg ini. Waktu masih tinggal di Maros dulu, rumah juga dekat dengan TPAS Maros, baunya lumayan semriwing apalagi kalau musim hujan.
Selain zero waste, sekarang juga mulai disosialisasikan tentang reduce, reuse dan recycle, jugaa bank sampah yang mulai Ada di mana-mana. Meskipun kecil, kontributor Kita bisa berarti banyak
LikeLike
semoga gerakan zerowaste dan peduli terhadap keberadaan sampah bisa segera menyebar dan diaplikasikan oleh masyarakat, karena dampak buruk keberadaan sampah ujung2x akan bermuara kembali ke masyarakat hehe. .
LikeLike
Keren banget yah kalau sampah bisa diubah jadi pohon pasti dunia bakal sejuk dan adem. Sayang, permasalahan sampah memang tak ada habisnya. Kian hari kian menggunung. Dan jika dibiarkan memang bukan cuma mengganggu lingkungan kita tapi juga lingkungan sekitar. Jadi salut banget dengan orang-orang yang sehariharinya bergelut dengan pekerjaan yang tidak jauh dari sampah. Apalagi mereka yang tahan tinggal di sekitaran TPA.
LikeLike
luar biasa skli itu kak, kita saja yg lewat di sana tak tahan bagaimana, semoga ke depannya pemerintah ada strategi baru u/ penanggulangan sampah
LikeLike